Di tengah derasnya arus informasi, kemampuan untuk belajar secara mandiri menjadi sangat penting. Peran guru kini bergeser dari sekadar penceramah menjadi pemandu yang mendorong kemandirian belajar pada siswa, membimbing mereka menjadi pembelajar sejati yang mampu terus berkembang. Ibu Diana Fitri, seorang guru Bahasa Inggris di SMA Global Mandiri, adalah contoh nyata bagaimana seorang pendidik dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang berkelanjutan.
Ibu Diana tidak hanya fokus pada tata bahasa atau kosa kata. Di kelasnya yang berada di lantai 3, setiap hari Senin dan Rabu, ia sering memberikan proyek-proyek berbasis riset di mana siswa harus mencari informasi sendiri dari berbagai sumber tepercaya. Misalnya, pada proyek “Penelitian Budaya Berbahasa Inggris”, siswa diberikan topik dan ditugaskan untuk menemukan fakta dari jurnal ilmiah, artikel berita online, bahkan wawancara dengan penutur asli bahasa Inggris melalui platform komunikasi daring. Ini adalah upaya nyata Ibu Diana dalam mendorong kemandirian belajar dan melatih kemampuan riset siswa.
Untuk mendukung inisiatif ini, Ibu Diana juga sering merekomendasikan berbagai platform belajar daring gratis dan sumber daya digital. Pada hari Jumat, 12 April 2024, ia mengadakan sesi khusus di laboratorium komputer sekolah, menjelaskan cara efektif menggunakan situs-situs pembelajaran bahasa Inggris seperti Duolingo atau Coursera. Ia percaya bahwa memberikan alat dan panduan adalah cara terbaik untuk mendorong kemandirian belajar siswa di luar jam pelajaran formal.
Dampak dari pendekatan Ibu Diana terlihat jelas. Banyak siswanya yang kini aktif berpartisipasi dalam berbagai kompetisi debat bahasa Inggris, dan beberapa bahkan berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Salah satunya adalah Budi Santoso, mantan murid Ibu Diana, yang pada tanggal 20 Mei 2025, berhasil diterima di universitas ternama di Inggris dengan beasiswa penuh. Budi mengakui bahwa pondasi kemandirian belajar yang ditanamkan Ibu Diana sejak SMA sangat membantunya dalam proses adaptasi di lingkungan akademik yang baru.
Guru seperti Ibu Diana adalah pilar utama dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga proaktif dalam mencari ilmu. Dengan membekali siswa keterampilan untuk mendorong kemandirian belajar dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang tak terbatas, mereka membentuk individu yang siap menghadapi tantangan masa depan dan menjadi pembelajar sejati sepanjang hayat.