Meningkatkan kualitas mengajar adalah sebuah keharusan bagi setiap pendidik di era pendidikan yang terus berkembang pesat. Proses ini bukan hanya tentang menyampaikan materi pelajaran, melainkan juga bagaimana seorang guru dapat memotivasi, menginspirasi, dan membimbing peserta didik mencapai potensi terbaik mereka. Refleksi diri secara berkala menjadi fondasi penting dalam upaya peningkatan ini. Sebagai contoh, pada hari Selasa, 23 April 2024, di sebuah lokakarya pendidikan yang diselenggarakan di Pusat Pelatihan Guru Jakarta, banyak pendidik mengakui bahwa evaluasi mandiri adalah langkah awal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam praktik mengajar mereka.
Pengembangan diri guru juga sangat krusial dalam meningkatkan kualitas mengajar. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan profesional, seminar, atau bahkan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Pada kesempatan lain, yaitu pada tanggal 10 Februari 2025, dalam acara simposium pendidikan nasional yang diadakan di Auditorium Kota Surabaya, seorang pembicara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menekankan pentingnya adopsi teknologi dalam pembelajaran. Beliau menyatakan bahwa guru yang mahir menggunakan teknologi digital akan mampu menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan relevan bagi siswa.
Selain itu, kolaborasi antar guru juga berperan besar dalam meningkatkan kualitas mengajar. Berbagi pengalaman, strategi, dan sumber daya dapat memperkaya perspektif dan memberikan solusi inovatif terhadap tantangan di kelas. Misalnya, di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bandung, para guru secara rutin mengadakan sesi diskusi kelompok setiap hari Jumat sore untuk membahas metode pengajaran yang efektif. Praktik ini terbukti sangat membantu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh beberapa guru, sehingga mereka dapat menemukan pendekatan baru yang lebih sesuai.
Penting juga untuk diingat bahwa umpan balik dari siswa dan rekan sejawat adalah alat yang sangat berharga untuk meningkatkan kualitas mengajar. Mendengarkan perspektif dari mereka yang merasakan langsung dampak pengajaran kita dapat memberikan wawasan baru yang mungkin tidak terlihat dari sudut pandang sendiri. Seorang kepala sekolah di sebuah Sekolah Dasar (SD) di Yogyakarta bahkan menganjurkan agar setiap guru secara proaktif meminta masukan dari siswa di akhir semester, yang kemudian menjadi dasar untuk perbaikan pada semester berikutnya. Dengan demikian, peningkatan kualitas mengajar bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan upaya kolektif yang berkelanjutan.